Selasa, 22 Januari 2013

SELAYANG PANDANG CERITA PRAKERIN



PERUSAHAAN yang kami tempati selama kami prakerin adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbenihan. Khususnya adalah benih-benih tanaman hortikultura. Terletak di kabupaten sleman, Jogjakarta.
            Produk yang dihasilkan berupa benih hortikultura, antara lain :


  • Cabai 
  • Buncis 
  •  Kacang Panjang 
  • Oyong 
  • Ketimun 
  • Paria 
  • Terong 
  • Jagung manis 
  • Bayam 
  • Dll

Saat ini,tempat produksi dan riset masih terletak di lokasi yang berbeda. Kantor dan lahan riset terletak di Desa pedak. Sedang lahan produksinya antara lain terletak di Boyolali, Bantul, Magelang,dan Jember. Kegiatan yang dilakukan di tempat riset antara lain adalah melakukan penelitian dan pengembangan terhadap varietas-varietas tanaman hortikultura. Selain melakukan pengembangan terhadap varietas-varietas yang telah dirilis, juga melakukan pembaharuan varietas yang dibutuhkan oleh para petani.
Untuk menjaga kualitas produk yang dipasarkan, maka perusahaa melakukan penanganan mutu. Pangan mutu yang dilakukan antara lain adalah dengan melakukan uji daya kecambah, melakukan treatment terhadap benih yang akan dipasarkan.
UJI DAYA KECAMBAH
 Sebelum benih bisa dikomersilkan,benih wajib diuji prosentasi kecambahnya. Biasanya benih yang datang dari petani sudah dalam keadaan bersih dan kering. Benih yang baru datang tersebut langsung diuji daya kecambahnya. Ketentuan pemerintah untuk daya kecambah benih unggul adalah 85%. Ada beberapa cara / metode yang digunakan pada metode pengujian untuk mengetahui daya kecambah benih, yaitu 
  1.  Metode pengujian di atas kertas  
  2. Metode pengujian di atas pasir 
  3. Metode pengujian di antara kertas
 Setiap metode pengujian  mempunyai kelebihan 
dan kekurangan masing-masing. Biasanya 
prosentase kecambah benih  yang dikecambahkan 
di atas kertas dan pengujian di antara kertas, prosentase 
benih yang berkecambah lebih besar dibanding jika benih diujikan di atas pasir. Akan tetapi karena kondisi lingkungan yang sangat terjaga,metode pengujian di atas maupun di antara kertas kurang mewakili dari kondisi prosentase kecambah di lahan. Sedang pengujian di atas pasir mempunyai kelebihan lebih mewakili keadaan kecambah di lahan.
Untuk melakukan uji kecambah,benih terlebih dahulu harus kering simpan, baru kemudian dapat diuji.  Setiap benih mempunyai toleransi kecambah yang berbeda-beda. Misal untuk kacang-kacangan toleransinya satu minggu. Jika setelah satu minggu benih yang berkecambah tidak mencapai 85%, maka benih tersebut tidak dapat dikomersilkan dan harus dilakukan treatment hingga benih dapat mencapai kecambah 85%. 




Cara melakukan uji daya kecambah adalah sebagai berikut:
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
·         Media pengujian (tanah/pasir/tissue/kertas)
·         Nampan
·         Sprayer
·         Air
·         Zpt
·         Fungisida
·         Benih yang akan diuji
·         Alkohol
2.       Merendam benih dalam larutan zpt selama 15 menit
3.       Menyemprot nampan dengan alkohol
4.       Menempatkan media uji ke dalam nampan (sebelumnya disterilkan terlebih dahulu)
5.       Menyiram media dengan air
6.       Meniriskan benih (setelah direndam 15 menit)
7.       Menyemai benih dalam nampan
8.       Menutup dengan media
9.       Menyiram dengan larutan fungisida
10.   Menyemprot semaian dengan air setiap hari
11.   Menghitung prosentase kecambah setelah 7 hari

Dokumentasi untuk uji daya kecambah antara lain:
1.uji di atas kertas














2. Uji di atas pasir



















Treatment yang dilakukan pada benih antara lain adalah penjemuran, dengan fungisida dan fumigasi. Untuk mengetahui kestabilan daya kecambah, maka dilakukan pengujian daya kecambah setiap 2-3 bulan sekali.
Penjemuran pada benih komersil dilakukan untuk mengurangi kadar air pada benih, sehingga benih dalam keadaan kering simpan. Perlakuan dengan memberikan larutan fungisida pada benih adalah untuk mencegah tumbuhnya jamur pada benih. Untuk melakukan treatment ini maka sebelumnya benih dikeringkan sekitar 80% dari kadar kekeringan yang diinginkan,baru setelah dilakukan treatment benih dikeringkan 100%. Fumigasi pada intinya adalah menambahkan serbuk insektisida pada benih. Cara kerja serbuk ini adalah dengan menyublim, berupa racun kontak yang menyerang sistem pernafasan insek. Tujuan dilakukannya fumigasi adalah membunuh telur dan imago yang ikut terbawa benih.
kemurnian
Benih yang dikomersilkan mempunyai kemurnian minimal 90%, agar benih mempunyai kemurnian yang tinggi, maka benih disortasi dan dipisahkan dari kotoran pembawa benih. Sortasi benih  bertujuan memisahkan fraksi benih murni/ benih yang dikehendaki, benih tanaman lain dan kotoran benih. Sortasi bisa dilakukan sebelum benih difumigasi dapat juga dilakukan setelah benih difumigasi. Tergantung pada kondisi benih saat itu. Jika benih dalm kondisi terserang hama, maka sortasi dilakukan setelah fumigasi. Namun jika kondisi benih baik-baik saja, sortasi dilakukan sebelum benih difumigasi.
RETURNING
Tidak menutup kemingkinan bahwa benih yang telah dikirimkan ke konsumen dikembalikan lagi ke perusahaan. Untuk itu perusahaan juga melakukan kontrol terhadap masalah ini. Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu apa permasalahan yang dialami konsumen sehingga benih dikembalikan lagi. Misal saja daya kecambah kurang. Maka langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan uji  daya kecambah ulang. Jika ternyata daya kecambahnya kurang, maka perusahaan mengganti kerugian sebesar benih yang telah dibeli. Namun jika ternyata daya kecambah benih masih memenuhi kriteria minimal, maka menurunnya daya kecambah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misal disebabkan oleh tempat yang kurang cocok untuk pertumbuhan benih.
Dalam setiap kegiatan produksi, tentunya menghasilkan limbah. Kebanyakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi benih adalah limbah organik. Karena produk yang diharapkan berupa benih, maka  kulit buah dan daging buah tidak dipakai. Sampah lain yang dihasilkan dalam proses produksi adalah botol-botol pestisida yang terbuat dari plastik dan juga kertas yang digunakan untuk kemasan benih.
            Limbah yang berupa kulit buah dan daging buah biasanya dibuang dalam lubang telah disiapkan, sehingga sampahnya tidak tercecer di mana-mana. Penanganan ini dilakukan dengan pertimbangan limbah riset tidak sebanyak limbah di lahan produksi, sehingga kulit buah yang tidak dipakai dibuang.Terkadang limbah kulit buah yang kering seperti kulit jagung dan kacang buncis diminta oleh karyawan untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Begitu pula dengan daging buah (pepaya) yang tidak terpakai, perusahaan membarikan kebijakan untuk memberikannya kepada masyarakat sekitar.   Sampah- sampah non-organik seperti botol pestisida dan kertas biasanya dibakar. Atau terkadang dipakai kembali untuk takaran memupuk dengan konversi terlebih dahulu.
SASARAN PASAR DAN SISTEM PEMASARAN
Benih yang diproduksi dipasarkan untuk  wilayah lokal. Diantaranya adalah wilayah Bogor, jawa Barat, dan kalimantan. Sedang sistem pemasarannya dilakukan dengan cara pemesanan. Biasanya  konsumen memesan benih yang diinginkan dan jumlah yang diinginkan ke perusahaan baik datang langsung maupun lewat via elepon ataupun e-mail. Baru kemudian benih dapat dikirim sesuai jumlah dan varietas yang dipesan.
POLA KERJA SAMA
Perusahaan tampat kami prakerin  tidak melakukan proses produksi benih secara sendirian, melainkan mempunyai kerja sama dengan petani di luar wilayah riset. Sedang proses pengemasan dan pemsarannya dilakukan di satu tempat, menjadi satu dengan kantor riset di desa pedak. Sistem yang dijalankan adalah keluar benih kembali benih, yaitu perusahaan memberikan benih kepada petani untuk ditanam dan diambil benihnya, kemudian perusahaan membeli benih kembali dengan harga kesepakatan dengan petani sebelum benih diserahkan kepada petani.
 LAHAN RISET :































Selain itu perusahaan juga melakukan kepedulian terhadap masyarakat sekitar, diantaranya dengan merekrut warga sekitar untuk bekerja di perusahaan. Keberadaan perusahaan ini   cukup membantu mengurangi pengangguran di desa Pedak. Beberapa ibu-ibu yang menganggur di rumah diminta untuk membantu merawat tanaman dan memebantu mengemas benih. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk masyarakat sekitar khususnya untuk budidaya tanaman. Walaupun skalanya masih dalam lingkup karyawan.
Pihak perusahaan di samping mengutamakan ketrampilan/skill khususnya dalam budidaya tanaman dan persilangan tanaman juga mengutamakan soft skill. Kedisiplinan dan kejujuran dalam bekerja sangat dibutuhkan. Juga karyawan dididik untuk dapat bekerja sama dengan team. Saling menghargai adalah kunci dalam kerjasama team.